Penjelasan Hadlratusy Syaikh KH. Hasyim Asy'ari tentang Maulid Nabi yang Disunnahkan Ulama

Peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw. telah menjadi kebiasaan umat Islam, salah satunya dalam dilingkungan warga Nahdlatul Ulama yang ada di Indonesia. Pendiri NU, Hadlratusy Syaikh KH. Hasyim Asyari dalam fatwanya menjelaskan mengenai rambu-rambu peringatan...

Taushiyah Maulid Nabi Saw Habib Jindan

Medan, Aswaja Center Klaten NU Online mengabarkan: Habib Jindan bin Novel bin Jindan dari Jakarta menyampaikan taushiyah Maulid Nabi dalam acara istighosah yang diselenggarakan oleh Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Sumatera Utara. Habib menjelaskan...

Kedudukan Sahabat Nabi

Sahabat Nabi Saw sesuai dengan kedudukannya terbagi ke dalam dua kelompok, tapi tidak mengurangi statusnya sebagai sahabat.Sama-sama sahabat, tapi status keauliaannya berbeda-beda. Contoh, Khulafaur Rasyidin dan 'Asyarah al Kiram. Lalu, sahabat-sahabat yang...

Terjemah Kitab Al Umm

Kitab Al Umm adalah kitab terbaik yang menjadi pegangan hukum (fiqih) para penganut madzhab Syafi'i di Indonesia yang merupakan madzhab terbesar. Kitab ini mencakup pembahasan yang luas dalam bidang fiqih dan menjadi fase awal perkembangan ilmu hadits menjadi...

Dalil Kebolehan Menyelenggarakan Maulid Nabi Muhammad Saw

Pada bulan Rabiul Awwal ini kita menyaksikan di belahan dunia Islam, kaum Muslimin merayakan Maulid, Kelahiran Nabi Muhammad Saw dengan cara dan adat yang mungkin beraneka ragam dan berbeda-beda. Tetapi tetap pada satu tujuan, yaitu memperingati kelahiran...

Selasa, 30 Desember 2014

Gelar untuk Timur Lenk



Timur Lenk mulai mempercayai Nasrudin, dan kadang mengajaknya berbicara soal kekuasaannya.

"Nasrudin," katanya pada suatu hari, "Setiap Khalifah di sini selalu memiliki gelar dengan nama Allah. Misalnya, al Muwaffiq Billah, al Mutawakkil 'Alallah, al Mu'tashim Billah, dan lain-lain. Menurut pendapatmu, apa gelar yang pantas untukku?"

Cukup sulit menjawab pertanyaan itu, karena Timur Lenk terkenal sebagai seorang raja yang bengis. Namun, tak lama Nasrudi menemukan jawabannya. 

"Saya kira gelar yang paling pantas untuk Anda adalah Na'udzubillah..." Jawab Nasrudin.

Kedudukan Sahabat Nabi

Sahabat Nabi Saw sesuai dengan kedudukannya terbagi ke dalam dua kelompok, tapi tidak mengurangi statusnya sebagai sahabat.Sama-sama sahabat, tapi status keauliaannya berbeda-beda. Contoh, Khulafaur Rasyidin dan 'Asyarah al Kiram. Lalu, sahabat-sahabat yang hanya bergaul secara lahir dengan Rasul Saw saja dan mendapat pengetahuan dari Rasul Saw.

Tapi yang perlu diketahui, mengapa maqamat sahabat kedudukannya sangat tinggi sekali, karena kadar imannya tidak bisa ditakar dengan takar iman kita semua. Kalau kita sekarang mengetahui Nabi, setelah kita membaca hadits Nabi Saw, atau kisah para sahabat, sedangkan kalau sahabat tidak, sahabat langsung bertemu dengan Rasulullah Saw. Para sahabat waktu itu memegang peranan penting sebagai al 'Ulama. Mereka semua adalah da'i ilallah, mengajak umat ke jalan Allah Swt. Tugas mereka masuk ke luar kampung dengan membawa nilai-nilai dan misi kerahmatan. Mereka tidak mengajarkan Islam dengan kekerasan. Rasulullah Saw tidak pernah mengajarkan kekerasan, tapi dakwah dengan santun.

Jadi itu di antara peranan sahabat. Para sahabat berbeda dengan auliya', walaupun para sahabat selain berstatus sebagai sahabat juga sebagai auliya'. Para sahabat termasuk auliya', juga termasuk ulama. Mengapa pada waktu sahabat aqthab-nya tidak dibuka sebagaimana zaman tabi'in, karamah-karamah dan sebagainya. Lebih banyak cerita-cerita karamahnya auliya' daripada karamah para sahabat? Sebab pada zaman Rasulullah, tidak perlu itu, karena keimanan mereka yang langsung diterima dari Rasulullah Saw, menjadi satu jaminan mutu bagi keimanan mereka yang tidak membutuhkan penguat lain.

Agak mendekati keimanan para sahabat adalah mereka golongan tabi'in yang hidup menjumpai sahabat. Jaminannya bagi keimanan mereka apa? Karena mereka langsung mengetahui sahabat. Walaupun mereka tidak bisa melihat Rasulullah Saw, mereka sudah bercermin terhadap para sahabat. Mereka menyadari kedudukan sahabat saja begitu hebat dan luar biasa, perilaku sahabat sudah begitu hebatnya, apalagi Rasulullah Saw, tidak bisa diukur. Maka tidak perlu ada karamah yang macam-macam, ini dan itu. Tapi setelah tabi'in perlu. Apa sebab? Sebab perlu adanya karamah, sebagaimana karamah Syaikh Abdul Qadir al Jailani, Imam Syadzili, Syaikh Ahmad al Badawi, Syaikh Ibrahim al Dasuki, Syaikh Baha'uddin Naqsyabandi, Syaikh Muhammad al Faqih al Muqaddam bin Ali, dan ulama-ulama lainnya yang selevel dengan mereka, adalah untuk mengangkat martabat umat dan menjadi syafa'at bagi orang awam. Al Karamat untuk menolong tabi'in dalam memperkuat keimanan orang-orang awam di zaman mereka. 

Contoh, kalau orang membaca kalam al Qur'an, ayat-ayat yang menceritakan bagaimana karamat Ashif bin Barkhiya, bagaimana cerita Luqman al Hakim, bagaimana cerita Ashhab al Kahfi, bagaimana cerita Nabi Khidir As, yang bisa menghidupkan orang mati, pada masa Nabi orang tidak heran dengan kisah-kisah yang ada dalam al Qur'an itu. Lain halnya ketika umat semakin jauh dari masa kenabian, bertanya-tanya tentang kebenaran kisah-kisah itu. Mereka bertanya-tanya apa benar kisah-kisah dalam al Qur'an itu, hanya fiktif ataukah legenda belaka. 
 
 Munculnya karamat-karamat di tengah-tengah ulama besar, seperti Syaikh Abdul Qadir al Jailani untuk mengangkat kepercayaan mereka supaya lebih tebal terhadap mukjizat Rasulullah Saw, atau apa yang disebutkan dalam al Qur'an. Maka lahirlah karamah-karamah itu, seperti Syaikh Abdul Qadir al Jailani bisa menghidupkan orang mati dengan karamatnya. Akhirnya orang-orang awam akan berkata apa? Mukjizat Nabi Isa As benar. Syaikh Abdul Qadir al Jailani saja bisa, apalagi Nabi Isa As. Orang awam akan semakin tebal, kuat, semakin percaya, seperti di zaman auliya' yang sekarang, zaman Habib Syaikh bin Ahmad Bafaqih, dan beberapa ulama besar di Hadhramaut. Seperti Habib Abu Bakar bin Abdullah bin Thalib al Aththas dan tokoh-tokoh lainnya seperti Habib Umar bin Thaha Indramayu itu disebut sebagai khatim al auliya', penutup para wali. Karena apa disebut khatim al auliya'? Karena Habib Umar bin Thaha melahirkan para ulama dan hidup pada tahun-tahun terakhir abad itu (Abad ke-18).

Tujuan dari karamah-karamah para ulama yang saya sebut terakhir itu untuk menunjukkan mukjizat-mukjizatnya para anbiya' yang terdahulu dan menunjukkan karamat-karamatnya Syaikh Abdul Qadir al Jailani yang terkemudian dari masa kenabian. Seandainya ada orang yang tidak percaya dengan karamatnya Syaikh Abdul Qadir al Jailani, dia mengatakan untuk jangan berlebih-lebihan terhadap Syaikh Abdul Qadir al Jailani, sebab itu bisa dijadikan kultus. Akhirnya dijawab oleh para wali-wali yang sekarang. Wali-wali yang sekarang pun bisa mendapat karamat dari Allah Ta'ala dengan menghidupan orang mati. Orang yang tadi menyepelekan Syaikh Abdul Qadir al Jailani mengakui: ah, benar. Ternyata wali zaman sekarang saja mempunya karamat seperti itu, berarti Syaikh Abdul Qadir al Jailani benar. Kalau Syaikh Abdul Qadir al Jailani benar, berarti al Qur'an benar. Akhirnya karamat-karamat itu membawa, menolong, dan menguatkan keyakinan orang awam. Dan keyakinan orang awam dan kepercayaannya terhadap al Qur'an dan apa yang terkandung di dalamnya akan menjadi lebih tebal.


Cara Membuat Daftar Isi Blog


Daftar Isi / Sitemap yang ada di blog akan memudahkan baik Anda sebagai pemilik website/blog maupun pengunjung blog untuk mencari artikel yang dibutuhkan. Nah kami  akan coba share cara membuat daftar isi yang otomatis menurut label/kategori yang ada di blog. Daftar isi ini kami bagikan dengan 2 versi, yaitu daftar isi biasa dan daftar isi dengan fungsi scroll, anda nantinya dapat memilih salah satunya sesuai dengan selera.

Bagaimana cara membuat daftar isi/sitemap berdasarkan label secara otomatis di blogger?



1. Membuat daftar isi blog dengan label tertentu secara otomatis (daftar isi biasa)

Buat postingan baru dan masukkan kode dibawah ini pada mode HTML (bukan compose) lalu publikasikan.

<script src="http://gagaje-blogspot.googlecode.com/files/sitemap%281%29.js"></script><script src="http://aswajacenterklaten.blogspot.com/feeds/posts/default?max-results=999&amp;alt=json-in-script&amp;callback=loadtoc"></script>

2. Membuat Daftar isi blog berdasarkan label tertentu dengan fungsi scroll :

Sama dengan cara diatas yakni buatlah postingan baru dan masukkan kode dibawah ini pada mode HTML (bukan compose), lalu publikasikan.

<div style="overflow:auto; border: 1px solid #000000; margin: auto; padding: 3px; width: 100%; height: 500px; background-color: none; text-align: left;"> <script src="http://gagaje-blogspot.googlecode.com/files/sitemap%281%29.js"></script><script src="http://aswajacenterklaten.blogspot.com/feeds/posts/default?max-results=999&amp;alt=json-in-script&amp;callback=loadtoc"></script></div>

Keterangan :
Ganti teks warna merah dengan url blog Anda.

Sumber: Gegaje.Blogspot.Com

Minggu, 28 Desember 2014

Mungkinkah Manusia Bisa Melihat Malaikat?


Di antara salah satu hal yang harus diimani seorang mukmin adalah keberadaan malaikat yang memiliki berbagai tugas dari Allah swt. Baik yang berhubungan langsung dengan manusia ataupun dengan makhluk lain.

Dalam kitabnya Al-Jawahir al-Kalamiyyah, Syaikh Thahir bin Shalih al-Jazairi menerangkan bahwa malaikat adalah :

هم أجسام لطيفة مخلوقة من نور لايأكلون ولايشربون وهم عباد مكرمون لايعصون الله ما أمرهم ويفعلون مايؤمرون  

Makhluk Allah swt yang tercipta dari cahaya dalam bentuk jisim halus, malaikat tidak makan dan tidak minum. Mereka adalah makhluk mulia yang taat kepada Allah dan tidak pernah melanggar apa yang diperintahkannya.

Sesama makhluk yang diciptakan oleh Allah swt, wajar saja jika manusia ingin mengetahui makhluk yang diceritakan penuh kemuliaan, makhluk yang pernah mengawal dan selalu setia menemani Rasulullah saw baik dalam suka maupun duka. Pertanyaannya kemudian mungkinkah manusia dapat berjumpa dengan malaikat?  

Mengenai hal ini Syaikh Thahir al-Jazairi melanjutkan keterangannya bahwa:

لايرى البشر غير الأنبياء الملائكة اذا كانوا على صورهم الاصلية لانهم اجسام لطيفة كما انهم لايرون الهواء مع كونه جسما مالئا للفضاء لكونه لطيفا واما اذا تشكلوا بصورة جسم كثيف كالانسان فيرونهم ورؤية الانبياء لهم على صورهم الاصلية خصوصية خصوا بها لتلقى المسائل الدينية والاحكام الشرعية

Manusia tidak bisa melihat bentuk asli malaikat kecuali para nabi. Karena, sebagaimana diterangkan di atas malaikat tercipta dari jisim halus (jismin lathifin) seperti udara di dalam ruangan yang tidak dapat dilihat dengan mata (tetapi bisa dirasa kehadirannya). Namun apabila malaikat mewujudkan dirinya dalam bentuk  raga kasar (jismin katsifin) sebagaimana manusia maka semua orang bisa melihatnya. Adapun kemampuan para nabi melihat malaikat dalam bentuknya yang asli (jisim halus) tidak lain merupakan kekhusushan yang diberikan Allah swt kepada mereka guna menyelesaikan berbagai masalah keagamaan dan hukum-hukum syariah.

Keterangan di atas sesuai dengan pengalaman Rasulullah saw ketika menerima wahyu dari Malaikat Jibril. Maka terjadilah komunikasi antar keduanya baik dalam penjelmaannya dalam bentuk manusia biasa maupun dalam bentuknya sebagai malaikat yang asli (jisim halus). Khusus untuk komunikasi bentuk terakhir ini Rasulullah saw harus berusaha memindhakan dirinya dari alam lahiriah yang kasar ini ke alam spiritual. Karena komunikasi hanya akan terjadi ketika kedua komunikator dalam frekwensi yang sama.

Penjelasan Hadlratusy Syaikh KH. Hasyim Asy'ari tentang Maulid Nabi yang Disunnahkan Ulama


Peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw. telah menjadi kebiasaan umat Islam, salah satunya dalam dilingkungan warga Nahdlatul Ulama yang ada di Indonesia. Pendiri NU, Hadlratusy Syaikh KH. Hasyim Asyari dalam fatwanya menjelaskan mengenai rambu-rambu peringatan Maulid Nabi yang disunnahkan oleh para Imam (ulama).

Berikut penjelasan Hadlratusy Syekh KH. Hasyim Asya'ari dalam Attanbihaatul Waajibaat Liman Yashna’ul Maulida Bil Munkaraat halaman 10-11 :

اَلتَّنْبِيْهُ الْأَوَّلُ
يُؤْخَذُ مِنْ كَلَامِ الْعُلَمَاءِ الْآتِيْ ذِكْرُهُ أَنَّ الْمَوْلِدَ الَّذِيْ يَسْتَحِبُّهُ الْأَئِمَّةُ هُوَ اِجْتِمَاعُ النَّاسِ وَقِرَاءَةُ مَا تَيَسَّرَ مِنَ الْقُرْآنِ وَرِوَايَةِ الْأَخْبَارِ الْوَارِدَةِ فِيْ مَبْدَإِ أَمْرِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَمَا وَقَعَ فِيْ حَمْلِهِ وَمَوْلِدِهِ مِنَ الْإِرْهَاصَاتِ وَمَا بَعْدَهُ مِنْ سِيَرِهِ الْمُبَارَكَاتِ ثُمَّ يُوْضَعُ لَهُمْ طَعَامٌ يَأْكُلُوْنَهُ وَيَنْصَرِفُوْنَ وَإِنْ زَادُوْا عَلَى ذَلِكَ ضَرْبَ الدُّفُوْفِ مَعَ مُرَاعَاةِ الْأَدَبِ فَلَا بَأْسَ بِذَلِكَ

Peringatan yang Pertama:

Perkara yang diambil dari perkataan para ulama yang akan diterangkan mendatang bahwasanya MAULID yang disunnahkan oleh para imam itu adalah berkumpulnya orang-orang, pembacaan ayat yang mudah dari Al-Qur’an, riwayat hadits-hadits tentang permulaan perihal Nabi serta IRHASH (kejadian yang istimewa sebelum menjadi beliau diangkat menjadi Nabi) yang terjadi saat kehamilannya dan hari lahirnya dan hal-hal yang terjadi sesudahnya yang merupakan sirah (sejarah) beliau yang penuh keberkahan.

Kemudian disajikan beberapa hidangan untuk mereka. Mereka menyantapnya, dan selanjutnya mereka bubar. Jika mereka menambahkan atas perkara diatas dengan memukul rebana dengan menjaga adab, maka hal itu tidak apa-apa.

K.H. Abdullah Afif

Kiai Abdurrahman Mranggen: Pendiri Pesantren dan Pemimpin Tarekat


KH. Abdurrahman dilahirkan dan dibesarkan di kampung Suburan Desa Mranggen Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak pada tahun 1872 M. Beliau adalah putra dari seorang guru ngaji yang shalih yaitu KH. Qashidil Haq bin Abdullah Muhajir. Selain mengajar, sang ayah juga giat berkebun dan menyewakan sebagian rumahnya untuk penginapan para pedagang luar kota. 

Sejak kecil KH. Abdurrahman dididik oleh ayahnya sendiri. Setelah beranjak dewasa, barulah beliau belajar di Pondok Pesantren di daerah Tayem Purwodadi Jawa Tengah. Kemudian beliau juga pernah belajar di pesantren yang berada di seberang sungai Brantas JawaTimur. Kemudian terakhir beliau belajar di Pondok Pesantren Sapen Penggaron Semarang (dulu ikut Kabupaten Demak) yang diasuh KH. Abu Mi’raj yang akhirnya beliau diambil menjadi menantunya.

Karena minat belajarnya yang tinggi, setelah menetap di rumah selain mengajar beliau juga belajar kepada beberapa guru, diantaranya kepada Syekh KH Sholeh Darat, seorang ulama kenamaan dari Semarang Barat. Beliau juga belajar kepada KH. Ibrahim Brumbung Mranggen, dari sinilah beliau mendalami ilmu thariqat Qadiriyah wa Naqsyabandiyyah.

Syekh KH Ibrahim kemudian berkenan mewisuda beliau menjadi khalifah setelah lulus ujian, yaitu pada suatu hari KH. Ibrahim berkata kepada murid-muridnya: “Barangsiapa yang nanti tidak batal shalatnya maka dialah yang berhak menyandang kholifah.”

Awal kisahnya bermula saat di tengah-tengah shalat jamaah berlangsung terlihatlah seekor ular yang merayap dari arah KH. Ibrahim menuju para jamaah. Tentu saja hal ini membuat para makmum ketakutan lari tunggang langgang dan membatalkan shalatnya, kecuali KH. Aburrahman yang masih tetap khusyu’ meneruskan shalatnya. Maka dengan demikian beliau dinyatakan berhak untuk menyandang khalifah thariqat Qadiriyah wa Naqsyabandliyah.

Beliau adalah profil seorang yang konsekuen dan berdedikasi tinggi. Beliau menyadari sebagai seorang yang berilmu, tentu mempunyai kewajiban tugas dan tanggung jawab yang tinggi untuk senantiasa mengamalkan ilmu-ilmu yang dikuasai demi pengabdian kepada Allah dan RasulNya, Agama, Nusa dan Bangsa. Oleh karena itu, beliau dalam keseharian selalu melayani dan berkhidmah kepada masyarakat, santri dan keluarganya demi menggapai ridha Allah Swt.

Dalam hal duniawiyah, beliau juga mempunyai kewajiban untuk memberikan nafkah kepada istri dan anak-anaknya. Oleh karena itu beliau tidak segan-segan dan tidak malu untuk berdagang walau dalam skala yang kecil. Tentu sebagai seorang tokoh agama dan berilmu tinggi, dalam berdagang pun beliau selalu amanah, dapat dipercaya dan yang paling disukai oleh pelanggannya. Beliau tidak pernah mengambil untung banyak.

Dengan bertambah banyaknya para pelanggan yang berbelanja kebutuhan kepada beliau, tidak membuatnya lupa dari tugas dan kewajibannya. Beliau tidak pernah berangkat jualan sebelum mengerjakan amalan rutinnya, yaitu shalat Dhuha. Sekalipun di pasar sudah ditunggu para pelanggannya, beliau tetap istiqamah terhadap ibadah dan amalan rutinitasnya.

Dari kepribadian beliau inilah masyarakat mulai simpati dan tertarik kepada beliau sehingga ada diantara mereka yang ikut nengaji dan sebagiannya menitipkan putranya kepada beliau. Hanya saja pada saat itu yang nyantri kepada beliau semuanya masih menjadi santri kalong, artinya pada malam hari mereka mengaji dan pagi harinya mereka pulang untuk bekerja atau membantu orang tua.

Beliau juga dikenal sebagai seorang yang luwes dalam setiap pergaulan. Sehingga nampak sifat beliau apabila bergaul dengan kiai akan nampak kekiaiannya, bergaul dengan bangsawan akan nampak kebangsawanannya.

KH. Abdurrahman sempat beristri dengan Ibu Nyai Suripah, ipar dari KH. Ibrahim Brumbung Mranggen, dan dikaruniai empat orang putra namun kesemuanya dipanggil Allah Swt. sewaktu masih usia kecil (setelah Ibu Nyai Suripah wafat).

Kemudian beliau menikah lagi dengan Hj. Shafiyyah (nama kecilnya Fatimah) binti KH. Abu Mi’raj bin Kiai Syamsudin Penggaron Semarang. Pernikahannya kali ini beliau dikaruniani sebelas putra dan putri, yaitu:

1. Hafshah (lahir di kapal dalam perjalanannya menuju ke tanah suci dan meninggal di Jakarta dalam perjalanannya pulang ke tanah air)
2. KH. Utsman (wafat tahun 1967 M)
3. Bashirah (wafat sewaktu kecil)
4. KH. Muslih (wafat tahun 1981 M)
5. KH. Muradi (wafat tahun 1980 M)
6. Rahmah (wafat sewaktu kecil)
7. KH. Fathan (wafat tahun 1945 M)
8. KH. Ahmad Muthohar (wafat tahun 2005 M)
9. Hj. Rahmah Muniri (almarhumah)
10. Faqih (wafat sewaktu kecil)
11. Tasbihah Muhri

Tiada jalan yang tak berujung, tiada awal yang tak berakhir. Demikian pula halnya dengan KH. Abdurrahman, setelah menekuni jalan kehidupannya dengan penuh pengabdian, menyebarkan syariat agama Islam dan setelah mengenyam pahit getirnya kehidupan ini mulai dari seorang santri sampai menjadi pemimpin dan tokoh masyarakat yang disegani, beliau berpulang ke Rahmatullah pada tanggal 20 Dzulhijjah 1360 H/1941 M dalam usia 70 tahun. Dan tanggal wafat beliau ini, setiap tahun diperingati haul keluarga yang dihadiri ribuan murid-murid beliau dengan tujuan berharap berkah dari beliau dan mengingat kembali perjuangan beliau semasa hidup. Pesan beliau pada keluarganya juga murid-muridnya yang akan selalu tetap diingat agar selalu belajar dan atau mengajar.

Abdus Shomad-Ahmad Dliya’uddin
Pondok Pesantren Futuhiyyah Suburan Mranggen Demak

Santri Hafal Al-Qur'an Diumrahkan


Pengasuh Pondok Pesantren Falahul Muhibbin KH Nur Hadi bertekad akan mengumrohkan santrinya yang mampu menghafal Al-Qur’an. Hal itu dilakukan untuk menambah motivasi belajar para santri.

“Menurut pengasuh, semua santri yang sudah hafal Al-Qur’an akan diberangkatkan umroh nanti,” kata Fiqi Yulianto Ketua Pengurus Pondok yang terletak di Dusun Gendong, Desa Watu Galuh, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang.

Sistem pendidikan yang diterapkan di pondok yang berdiri 11 tahun silam itu salafiyah semi modern. Tidak hanya program tahfidz dan pembelajaran kitab kuning yang diajarkan kepada santri. Tapi, pengetahuan umum seperti pendidikan bahasa asing juga dipelajari para santri setiap hari di situ.

Sementara santri di pondok itu beragam dari berbagai daerah. Mulai dari Kalimantan, Sumatera, dan beberapa dari daerah Jawa. Untuk optimalisasi bakat alamiah para santri, podok itu juga memberlakukan model diskusi yang diistilahkan dengan syawir.

Sedangkan dalam mengasah kemampuan kemandirian santri sebagai bekal di masa depannya, pesantren memberikan kesempatan mengelolah lahan sawah dan wirausaha yang semua hasilnya untuk kebutuhan santri.

Pondok tersebut memiliki beberapa unit lembaga pendidikan mulai dari Madrasah Ibtidaiyah (MI), Diniyah dan Madrasah Aliyah (MA).

Densus 99 Ansor Ungkap Identitas Pembuat Video Ancaman ISIS


Surabaya, Aswaja Center Klaten
NU Online mengabarkan: Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda Ansor Jawa Timur langsung bergerak cepat menyusul beredarnya video ancaman dari kelompok radikal Negara Islam Irak dan Suriah (Islamic State of Iraq and Syiria atau ISIS).

Dalam rekaman yang diunggah di Youtube, 24 Desember 2014,  seorang pria berkumis berbahasa Indonesia yang belakangan diketahui bernama lengkap Salim Mubarok Attamimi mengancam Panglima TNI, Polri, dan Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Nahdlatul Ulama.

Sehari setelah video itu beredar, PW GP Ansor Jatim menggelar rapat terbatas bertempat di Graha Ansor Jatim, Jalan Letjen Sudirman MGM 22 Gayungsari Surabaya. Rapat bersepakat membentuk tim investigasi.

Tim yang diketuai dr Umar Usman Syukron diberi nama 'Densus 99' dan langsung turun ke lapangan, yakni Malang dan Pasuruan. Hasilnya, diketahui bahwa pria tersebut bernama 'Salim Mubarok'. Sesuai yang tertera di paspornya, ia lahir di Pasuruan, 25 Agustus 1972.

Beredernya video itu memang sempat membuat banyak kalangan menghubungi Ansor Jatim. "Ini cukup beralasan karena basis utama Ansor-Banser ada di Jatim," kata H Rudi Triwachid, Ketua Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda Ansor Jatim, Jumat malam, (26/12).

Rudi membeberkan, rumah Salim Mubarok berada di RT 5 RW 6, Kelurahan Karanganyar, Kecamatan Panggung, Kota Pasuruan. Rumah itu warisan dari kedua orangtua Salim. Namun, Salim memilih pindah ke Malang bersama istri dan anaknya dengan menyewa sebuah rumah di daerah Kendung Kandang, Malang.

Salim berasal dari keturunan Arab Yaman Bani At-Tamimi. Itulah sebabnya, dia dikenal dengan nama lengkap "Salim Mubarok Attamimi".

Pada Mei 2014, Salim bersama istri dan lima anaknya, tiga anak kandung, dua anak angkat, berangkat ke Suriah. Sebelum memboyong istri dan lima anaknya itu, Salim sebenarnya telah bergabung dengan ISIS di Suriah, dan sempat beberapa kali kembali ke Pasuruan dan Malang.

Sebelum ke Suriah dan bergabung bersama ISIS, Salim pernah berada di Yaman bergabung bersama AQAP, sebuah organisasi sayap Al Qaidah di Yaman. Saat berada di Yaman itu, Salim diketahui beberapa kali masuk di daerah perbatasan antara Turki dan Suriah.

Video yang diunggah oleh akun al-faqir ibn faqir itu berjudul ' Ancaman Wahabi terhadap Polisi, TNI, dan Densus 88, Banser'. Dalam video itu, Salim Mubarok memakai kupluk dan bersarung tangan itu, berbicara bahasa Indonesia, sembari sesekali mengutip ayat Al-Quran.

Pada awal tayangan, Salim Mubarok langsung menyebut Panglima TNI Moeldoko, Kepolisian, dan Banser dengan sebutan _laknatullah alaih_. Salim mengatakan menunggu kedatangan TNI, Polri, dan Banser. "Apabila kalian tidak datang kepada kami, kami akan datang kepada kalian," ancam Salim dalam video itu.

Tidak cukup di situ, Salim juga menebar ancaman akan membantai TNI, Polri, dan Banser satu persatu. "Penegakan syariat Allah harus dimulai dengan memerangi kalian dan membantai satu per satu kalian, TNI, Polri, Densus dan Banser, yang mana hari ini menyombongkan diri untuk menentang agama Allah, menentang penegakan syariat Allah dan mengatakan NKRI harga mati. Ketahuilah bagi kami syariat Allah harga mati," ancam Salim.

Rudi menyatakan Ansor tidak mau terpancing atas ancaman tersebut  dengan melakukan tindakan reaktif. Ansor Jatim, kata Rudi, sudah melakukan deteksi cukup lama dari jejaring kelompok Islam garis keras.

"Yang terpenting Ansor Jatim mengajak kepada seluruh rakyat Indonesia untuk satu barisan dan tidak lengah dengan tetap menjaga lingkungan masing-masing. Mari kita kampanyekan bersama 'say no to terorism and radicalism'," pesan Rudi.

Qadha Shalat



Mengerjakan shalat lima waktu merupakan kewajiban bagi setiap mukallaf. Barangsiapa yang sengaja meninggalkannya, maka dia telah melakukan sebuah perbuatan dosa besar. Kecuali kalau meninggalkannya tidak sengaja, seperti lupa atau tertidur. Maka ketika ingat, dia wajib segera mengqadhanya. Nabi Muhammad Saw bersabda:


"Dari Anas ra, beliau berkata bahwa Rasulullah Saw bersabda: "Apabila salah seorang di antara kalian tertidur (sehingga) meinggalkan shalat atau lupa sehingga tidak mengerjakan shalat, maka shalatlah ketika ingat. Karena Allah Swt berfirman: "Tegakkanlah shalat untuk mengingat-Ku." (HR Muslim)

Dalam hadits lain disebutkan Rasulullah Saw bersabda:



"Dari Anas bin Malik ra, dari Nabi Saw yang bersabda: "Barangsiapa yang lupa (sehingga) meninggalkan shalat, maka hendaklah ia mengerjakan shalat itu manakala ia telah ingat." (HR Bukhari)

Secara eksplisit, di hadits Nabi Saw ini menjelaskan bahwa yang wajib mengqadha shalat hanya orang-orang yang meninggalkan shalat karena tidak sengaja. Misalnya, tertidur atau lupa. Sedangkan orang yang meninggalkan shalat tanpa ada udzur seakan-akan tidak wajib mengqadha.

Tapi sebenarnya maksud hadits tersebut tidak seperti itu. Orang yang sengaja tidak mengerjakan shalat, tidak bebas-lepas tanpa harus mengganti (qadha) yang sengaja tidak dikerjakannya. Sebagaimana yang dikatakan oleh Imam Nawawi dalam kitabnya:


"Sabda Nabi Saw: "Barangsiapa yang lupa mengerjakan shalat, hendaklah ia mengerjakannya manakala ingat." Hadist ini menunjukkan kewajiban mengqadha shalat yang ditinggalkan, baik karena ada udzur, misalnya tidur atau lupa, ataupun tanpa udzur. Hadits ini (sengaja) membatasi dengan kata "nisyan (lupa)" karena ada tujuan dan maksud tertentu. Yakni (untuk memberitahukan) bahwa manakala orang yang meninggalkan shalat karena udzur (karena lupa dan tertidur) masih wajib mengqadha shalat, maka (apalagi) orang-orang yang meninggalkan shalat tanpa alasan yang dibenarkan, tentu mereka lebih wajib mengqadha shalat. Masalah (dalam hadits ini) termasuk pada pembahasan "menyebut sesuatu yang lebih rendah, tapi dimaksudkan sebagai peringatan kepada perkara yang lebih tinggi -- al-tanbih bi al-adna 'ala al-a'la." (Lihat: Syarh al-Nawawi 'ala Muslim, juz 5, halaman 183)

Di sebagian kalangan masih ada anggapan bahwa shalat yang ditinggalkan dengan tanpa udzur tidak wajib mengqadhanya. Menyikapi hal ini, Imam Nawawi menyatakan:

"Para ulama yang telah diakui integritas keilmuannya sepakat bahwa orang yang meninggalkan shalat dengan sengaja, maka wajib mengqadha shalatnya. Dalam hal ini Ibnu Hazm berbeda pendapat. Ia mengatakan bahwa orang itu tidak mampu (wajib) mengqadha shalat selamanya. Dan (kalau mengqadha maka) tidak sah shalat yang dilakukannya itu. ... (seterusnya)... Inilah pendapat Ibnu Hazm. Namun pendapat ini bertentangan dengan ijma', dan tidak bisa diterima dari segi dalil. Ibnu Hazm telah membahasnya secara panjang lebar tentang hal ini, namun tidak satupun dari uraiannya yang menunjukkan bukti (yang menguatkan) atas pendapatnya." (Lihat: Al-Majmu' Syarh al-Muhadzdzab, juz 3, halaman 76)

Di samping itu, shalat merupakan kewajiban seorang muslim kepada Allah Swt. Apabila tidak dilaksanakan, berarti seseorang mempunyai kewajiban hutang yang harus dibayarkan kepada Allah Swt. Hutang kepada makhluk saja harus dibayar, apalagi hutang kepada Allah. Rasulullah Saw bersabda:


"Dari Ibnu Abbas ra, beliau berkata: "Suatu hari seorang laki-laki mendatangi Rasulullah Saw. Dia bertanya: "Wahai Rasulullah, ibu saya telah meninggal dunia dan dia mempuanyai hutang puasa. Apakah saya boleh menggatinya?" Rasulullah Saw menjawab: "Ya boleh, sebab hutang kepada Allah lebih berhak untuk dilunasi." (HR Bukhari)

Sedangkan jalan yang harus ditempuh untuk melunasi hutang tersebut adalah dengan mengqadha shalat yang ditinggalkan itu. Atas dasar inilah ulama berpendapat bahwa orang yang sengaja meninggalkan shalat, maka dia wajib mengganti (qadha) shalat yang ditinggalkannya itu. Wallahu a'lam.

Saat Manusia Mengharapkan Syafa'at Nabi Saw


Dalam kitab Tanbihul Ghafilin karya Imam Abi Laits as-Samarqandi, dikisahkan pada Hari Kiamat nanti, sekelompok manusia ada yang merasa sangat kesusahan dengan keadaan yang dialaminya.

Mereka kemudian mendatangi Nabi Adam a.s. berharap sang “Abal Basyar” dapat memberikan pertolongan. “Isyfa’ lana (syafa’atilah kami)!” teriak mereka.

Namun, sayangnya jawaban yang keluar tidak sesuai harapan mereka, “Aku tidak berani menempati maqam memberikan syafa’at kepada kalian! Aku pernah dikeluarkan dari Surga, sebab kesalahanku,” ungkap Nabi Adam a.s.

“Pada hari ini, tidak ada hal yang lebih menyusahkan dibanding diriku sendiri. Pergilah kalian kepada Nabi Ibrahim!”

Kemudian mereka beralih, menuju kepada Nabi Ibrahim a.s, sang Khalilullah (kekasih Allah). Jawaban serupa didapatkan mereka setelah menemui Nabi Ibrahim a.s.

“Aku tidak berani. Aku pernah berbohong tiga kali!*

“Pergilah engkau kepada Nabi Musa!”

Kepada Nabi Musa, mereka kembali menitipkan harapan. “Mintakan kami syafa’at dari Allah, agar Allah segera memberikan keputusan kepada kami,” pinta mereka.

Namun, kembali kekecewaan yang mereka dapatkan. “Sewaktu di dunia, aku pernah membunuh seseorang. Maka, pada hari ini, tidak ada hal yang paling kupikirkan dibanding diriku sendiri. Pergilah kalian kepada Nabi Isa!”

Untuk ke sekian kali, mereka belum jua mendapat jawaban. Tibalah kepada Nabi Isa a.s.

“Wahai, Isa! Sudikah anda memintakan syafa’at untuk kami?”

“Aku dan ibuku dijadikan sesembahan, dianggap sebagai Tuhan selain Allah. Maka, pada hari ini, tidak ada hal yang paling kupikirkan, dibanding diriku sendiri. Pergilah kalian kepada Nabi Muhammad, sang penutup para nabi!”

Kemudian mereka mendatangi Nabi Muhammad saw. untuk meminta syafa’at.

Na’am, ana laha! Akulah yang memiliki hak untuk memberikan syafa’at, sehingga Allah memberikan izin dan ridha kepada orang yang kuberikan syafa’at,” jawab Rasulullah saw.

Maka, kepada siapa lagi kita menggantungkan harapan untuk mendapat syafa’at di Hari Akhir nanti? Sudah semestinya pula, kita berharap untuk mendapatkan syafa’at dari al-musthofa, sembari mendendangkan syair pujian untuk beliau: Isyfa’ lana/ Ya habibana/ Laka syafa’at/ wa hadza mathlabi/ Ya Nabi//.

*Nabi Ibrahim pernah ‘berbohong’ tiga kali : 1. Ketika diajak untuk pergi ke kuil, kemudian ia berbohong bisa sakit kalau berangkat ke kuil. 2. Usai menghancurkan berhala, kemudian ditanya raja Namrud, siapa yang menghacurkan berhala, dijawab : yang menjawab berhala adalah berhala yang paling besar. 3. Ketika ditanya raja Namrud, perihal istrinya, dijawab : ini saudara perempuan saya.

Sabtu, 27 Desember 2014

Haul Ke-60 K.H. Manshur Popongan



Klaten, Aswaja Center Klaten
NU Online memberitakan, ribuan jamaah menghadiri peringatan haul ke-60 KH Muhammad Manshur di kompleks Pondok Pesantren Al-Manshur Popongan Tegalgondo Wonosari, Klaten, Jawa Tengah.

Salah satu panitia acara, Darmadji, Senin (22/12), menjelaskan haul diadakan bersamaan dengan putaran pertama kegiatan bersholawat 12 malam Jamaah Muji Rosul (Jamuro) Surakarta.

Acara diawali dengan pembacaan khatmil Qur’an dan tahlil yang dipimpin Mbah Kiai Djablawi dan KH Nasrun. Kemudian dilanjutkan pembacaan maulid kitab al-Barzanji, karya Sayyid Ja’far Al-Barzanji. Sebagai penutup, mauidlah hasanah oleh Habib Umar Muthahar dari Semarang.

Dalam ceramahnya, Habib Umar menerangkan tentang generasi salafi yang sebenarnya. “Salafi itu generasi yang hidup setelah tabi’it tabi’in seperti Imam Syafi’i dan lainnya,” katanya.

Menurut dia, mereka itu juga melakukan maulidan, tahlilan. “Lha, zaman sekarang ada orang yang mengaku sebagai kaum salafi, tapi tidak mau mengikuti amalan ulama salaf. Lalu, mereka itu salaf ikut siapa?” tanya Habib Umar.

Habib Umar juga mengajak kepada para jemaah untuk bersama ikut mencintai Nabi Muhammad SAW.


Turut hadir dalam acara tersebut KH A Djablawi, KH Nasrun Minallah dan sejumlah pengurus NU Klaten.

Korban Kejahatan Seks ISIS Berusaha Bunuh Diri

 
Baghdad, Aswaja Center Klaten
Para wanita minoritas Yazidi, Irak, yang dipaksa menjadi budak seks oleh para militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) melakukan bunuh diri atau setidaknya berusaha bunuh diri, lapor Amnesti Internasional seperti dikutip AFP.

"Banyak dari mereka yang dijadikan budak seks itu adalah anak-anak, yakni gadis-gadis berusia 14, 15 atau bahkan lebih muda lagi dari itu," kata Donatella Rovera, penasehat senior Amnesti Internasional.

Amnesti Internasional mengatakan bahwa pelaku perbudakan seks itu kebanyakan adalah para laskar ISIS, selain simpatisan-simpatisan ISIS.

Seorang gadis berusia 19 tahun bernama Jilan melakukan bunuh diri karena takut diperkosa, kata Amnesti Internasional mengutip saudara lelaki si korban.

Seorang gadis Yazidi yang pernah disekap bersama Jilan, namun kemudian kabur, membenarkan kabar itu. "Suatu hari kami diberi pakaian seperti pakaian dansa dan kami disuruh mandi dan mengenakan pakaian itu. Jilan bunuh diri di kamar mandi."

"Dia memotong nadinya dan gantung diri. Dia cantik sekali; saya kira dia tahu dia akan dibawa seorang pria dan itulah alasannya dia bunuh diri."

Seorang mantan tahanan yang juga berhasil kabur berkata kepada Amnesti Internasional bahwa dia dan adik perempuannya berusaha bunuh diri untuk menghindarkan kawin paksa, namun berhasil dicegah.

"Kami diikat, kerudung kami diikat satu sama lain ke leher kami untuk ditarik satu sama lain hingga saya tak bisa bernafas. Saya tak bisa bicara selama beberapa hari setelah itu," kata Wafa (27).

Amnesti Internasional juga mengisahkan cerita gadis berumur 16 tahun bernama Randa, yang diculik dari keluarganya dan diperkosa oleh pria dua kali umurnya.

Rovera berkata, "Derita fisik dan psikologis dari kekerasan seksual mengerikan yang dialami wanita-wanita ini adalah malapetaka. Banyak dari mereka yang dilukai dan diperlakuan bagaikan budak. Bahkan mereka yang berhasil melarikan diri tetap trauma sekali." 

Berharap Berkah Khataman Qur'an Bersama Anak Yatim



Makasar, Aswaja Center Klaten
Bersumber dari NU Online yang memberitakan bahwa Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Sulawesi Selatan bersama puluhan anak yatim mengkhatamkan Al-Qur'an di ruang Syuriyah PWNU Sulsel, Kamis (25/12) malam. Khataman ini diadakan rutin setiap malam Jumat untuk mendatangkan berkah di kantor PWNU Sulsel.

Tampak hadir Katib Syuriyah PWNU Sulsel Kiai Ruslan, Sekretaris PWNU Sulsel Arfin Hamid, petinggi rektorat UIM Al-Ghazali, Pengurus NU Sulsel, dan Pengelola Gedung NU serta ratusan anak yatim dari Panti Asuhan Nahdliyat.

Arfin Hamid mengatakan, "Salah satu alasan mendasari kegiatan ini untuk mendapatkan keberkahan Al-Qur'an dari bacaan bersama anak yatim untuk keselamatan dan keberkahan pemanfaatan Kantor PWNU Sulsel.”

Pasalnya belakangan ini gedung berlantai lima sudah mulai digunakan oleh pengurus NU beserta banomnya.

Di sisi lain, pengelola gedung sudah memberikan jadwal piket berkantor bagi Syuriyah dan Tanfidziyah PWNU Sulsel. Pengaturan jadwal didasarkan untuk memasifkan kegiatan-kegiatan NU Sulsel ke depan.

Khataman kali ini melibatkan anak yatim untuk antara lain berbagi kebahagiaan dengan mereka, tambah Arfin.

Demonstrasi Anti Islam di Jerman

 
Berlin, Aswaja Center Klaten
Sekitar 17.000 demonstran anti-Islam, Senin waktu setempat, menggelar unjuk rasa kesepuluh mereka dalam beberapa pekan terakhir, di Jerman sebelah timur, guna merayakan kebangkitan gerakan ultra kanan dengan menyanyikan lagu-lagu Natal.

Selama beberapa pekan Jerman bergelut dengan lahirnya "Patriot Eropa Melawan Islamisasi Occident (dunia Barat)" yang disingkat PEGIDA, yang dengan cepat membludak di kota Dresden dari semula hanya beberapa ratus orang Oktober lalu.

Sebaliknya sekitar 4.500 demonstran tandingan bergerak ke kota itu di bawah slogan "Dresden bebas Nazi", yang memperingatkan bahwa tidak ada ruang bagi rasisme dan xenofobia di negara tempat berlakunya holocaust itu.

Kebanyakan pengikut PEGIDA menegaskan bahwa mereka bukan Nazi, melainkan patriot yang mengkhawatirkan hilangnya akar budaya dan tradisi Kristen.

Mereka kerap menuduh partai politik-partai politik arus utama telah mengkhianati mereka, sedangkan media dituduh telah berbohong.

Di bawah cuaca dingin dan basah, mereka berkumpul di luar hall konser Semperoper yang bersejarah itu untuk menggelar resital sebelum Natal. Polisi meningkatkan kehadirannya sampai sekitar 17.500.

Manajemen gedung opera menunjukkan ketidaksukaannya terhadap demonstrasi ini dengan mematikan lampu gedung dan membentangkan bendera di luar gedung bertuliskan, "Bukalah mata kalian", "Bukalah hati kalian," "Bukalah pintu", dan "Martabat Manusia itu Suci", yang semuanya tercantum dalam konstitusi Jerman.

Uskup Protestan Negara Bagian Saxony, Jochen Bohl, menyebut para pengikut PEGIDA yang menyanyikan lagu-lagu Natal sebagai orang-orang yang berusaha memanfaatkan simbol Kristen dan tradisi Kristen untuk tujuan politik.

Sedangkan mantan Kanselir Jerman Gerhard Schroeder menyeru pendukungnya untuk memberontak terhadap gerakan anti asing itu.

Sebelum ini PEGIDA yang lahir di Dresden punya organisasi serupa di bagian barat Jerman, namun sebelumnya tak pernah bisa mendatangkan demonstran sebanyak sekarang.

Sebaliknya di Munchen, demonstrasi anti-PEGIDA digelar dengan menghadirkan 12.000 orang di bawah banner bertuliskan, "Beri Ruang, Pengungsi Silakan Datang."

"Kami punya ruang untuk orang yang berbeda warna kulit, asal etnis dan bahasa ibu," kata Walikota Munchen Dieter Reiter kepada pengunjuk rasa anti-PEGIDA.

"Kami punya ruang untuk semua agama dan keyakinan: untuk mereka yang pergi ke masjid pada Jumat, yang pergi ke sinagog pada Sabtu, atau mereka yang ke gereja pada Minggu, tapi juga untuk mereka yang memilih hanya tinggal di rumah."

Para politisi lintas partai dikejutkan oleh bangkitnya kaum nasionalis sayap kanan yang marah terhadap sistem imigrasi dan sistem pemberian suaka di negerinya.

Gerakan itu timbul tepat ketika Jerman yang menjadi kekuatan utama ekonomi Eropa, telah berubah menjadi tujuan utama para pencari suaka, dan nomor dua di dunia tujuan pencari suaka setelah Amerika Serikat.

Membanjirnya pengungsi dari Suriah, Irak, Afghanistan dan beberapa negara Afrika serta Balkan telah menekan banyak pemerintah daerah yang terpaksa menampung para pengungsi asing di gedung-gedung tua sekolah, perkantoran dan barak tentara.

Kanselir Angela Merkel khawatir rakyat Jerman jatuh kepada xenofobia, sedangkan para legislator menyesalkan bangkitnya Nazi baru, demikian AFP.

Perlunya Kepemimpinan Etis dan Tawadlu

 
Jakarta, Aswaja Center Klaten

Untuk mengatasi beragam masalah kebangsaan seperti kemiskinan, bencana alam, korupsi, konflik dan kekerasan, Indonesia perlu mengembangkan gerakan kepemimpinan yang bertumpu pada nilai-nilai etis dan kerendahhatian (tawadlu). Cita-cita ini mesti menjadi sebuah gerakan bersama yang dimulai dari para pemimpin, di tingkat lokal hingga nasional.
“Kepemimpinan etis itu ukurannya kepatutan, moralitas umum, dan kemaslahatan bersama, bukan sekedar hukum formal dan pencitraan di media,” tandas Inayah Wahid, puteri keempat sekaligus Panitia 5 Tahun Wafatnya KH. Abdurrahman Wahid di Jakarta, Jumat (21/12).
Kepemimpinan etis dan tawadlu ini yang sengaja diangkat dalam kegiatan 5 Tahun Wafatnya KH. Abdurrahman Wahid. “Selama ini kita sering disuguhkan tontonan tingkah pemimpin, di tingkat nasional maupun daerah yang memamerkan kemewahan dan tindakan yang bertolak belakang antara perkataan dan perbuatan. Ada pemimpin yang kekayaannya menumpuk di tengah hidup warganya yang menghadapi busung lapar,” Inayah memberi alasan.
Jika tujuan dasar pemimpin adalah memenuhi kepentingan umat, jelas Inayah, maka seorang pemimpin harus betul-betul mengerti dan peka terhadap apa yang dirasakan umat yang dipimpinnya. Jika sebagian besar umat masih menghadapi masalah kesulitan ekonomi, maka kepemimpinan etis tidak akan memamerkan kemewahan dan kekayaan, meski memang sebetulnya memiliki cukup kekayaan. Ini bukti bahwa ia mengerti betul yang dirasakan umat yang dipimpinnya. 
“Menurut kami sekeluarga, tema kepemimpinan etis dan tawadlu ini penting untuk dimunculkan tahun ini karena pergantian kepemimpinan di Indonesia. Ini pengingat bagi para pemimpin agar dalam kepemimpinannya mereka tawadlu kepada kepentingan umat. Kepentingan umatlah yang utama. Bukan kepentingan diri sendiri atau kelompok,” tandasnya.
Karena yang dipegang adalah nilai-nilai etis, maka pemimpin tipe ini tidak akan hanya melihat sebuah masalah dari sisi formalitas hukum. Apalagi hukum di negeri ini mudah dibelokan. Dengan pegangan nilai-nilai etis itu, lanjut Inayah, seorang pemimpin akan berani mengambil resiko dan terobosan agar nilai-nilai etis bisa dicapai.
Menurut Koordinator Positive Movement ini, itulah pelajaran yang ia ambil dari sikap dan perjuangan sang ayahanda yang melakukan beberapa terobosan ketika menjadi Presiden. Misalnya, mencabut larangan perayaan Imlek bagi etnis Tionghoa, mengembalikan nama dari Irian Barat menjadi Papua, meminta pengampunan bagi buruh migran yang dihukum mati, menandatangani UU pengadilan HAM, dan lain-lain. Gus Dur, demikian sapaan akrabnya, selalu mengutip kaidah “Kebijakan pemimpin terhadap rakyatnya, bergantung pada kemaslahatan atau kesejahteraan”.
“Dalam mengambil kebijakan, Gus Dur berusaha mengutamakan kepntingan rakyat ketimbang kelompok. Bahkan ketika kepentingan kelompok berbenturan dengan kepentingan masyarakat, beliau memilih melaksanakan kepentingan masyarakat luas, daripada kelompoknya. Inilah yang kami harapkan dapat diadopsi oleh pemerintahan yang baru ini,” tambahnya.
Menurut Inayah, visi kepemimpinan semacam ini bisa menjadi gerakan kuat jika dibarengi dengan upaya melahirkan pemimpin-pemimpin baru. Tidak hanya terbatas di pemerintahan dan politik, tapi di semua bidang kehidupan dan mulai dari tingkat yang paling kecil, termasuk diri pribadi. “Dan ini sangat strategis jika ditopang lewat pendidikan di berbagai level, formal maupun informal, termasuk pendidikan di dalam keluarga.”
Tahun ini, tradisi tahunan keluarga mantan Presiden RI ke-4 itu akan digelar Sabtu (27/12) malam, di rumah keluarga besar KH Abdurrahman Wahid, Ciganjur, Jakarta Selatan. Selain pembacaan tahlil oleh pengasuh Pesantren Al-Aziziyah Denanyar Jombang, Jawa Timur KH. Azis Masyhuri, acara tersebut juga akan diisi testimoni tentang kehidupan Presiden ke-4 RI tersebut. Di antaranya penampilan dari pelawak Mohamad Syakirun alias Kirun dan penulis Presiden Gus Dur Untold Stories, Priyo Sambadha. Sementara taushiyah, ceramah agama akan dibawakan Si Celurit Emas dari Madura: KH. Dzawawi Imron.
Acara akan dimeriahkan pula dengan tarian sufi, pertunjukan lukisan bayangan pasir oleh seniman asal bandung Ja'far Fauzan, dan pembacaan puisi Arab yang dibuat khusus KH. Husein Muhammad, murid Gus Dur yang juga mantan komisioner Komnas Perempuan.